Dongeng burung pipit dan anaknya
Deceritakan kembali, selamat membaca...
Sepasang
burung pipit membuat sarang di sebuah ladang gandum muda. Berhari-hari
berlalu, batang-batang gandum tumbuh tinggi dan anak-anak burung juga
tumbuh. Suatu hari, ketika gandum matang berwarna emas melambai ditiup
angin, petani dan putranya datang ke ladang.
"Gandum ini sekarang
siap untuk dipanen," kata petani. "Kita harus memanggil tetangga dan
teman-teman untuk membantu kita panen." Pipit muda yang bersembunyi di
sarang mereka sangat ketakutan, mereka tahu jika mereka tidak segera
meninggalkan sarang sebelum mesin pemanen datang akan berbahaya. Ketika
induknya kembali dengan membawa makanan, mereka mengatakan apa yang
telah mereka dengar.
"Jangan takut, anak-anak," kata induknya.
"Jika Petani berkata bahwa ia akan memanggil tetangga dan teman-temannya
untuk membantunya melakukan pekerjaan, untuk sementara waktu belum
dipanen."
Beberapa hari kemudian, gandum begitu matang, ketika
angin mengguncang batang, hujan datang gemerisik butir gandum jatuh di
atas kepala pipit muda '.
"Jika gandum ini tidak dipanen kali
ini," kata petani, "kita akan kehilangan separuh hasil panen. Kita tidak
bisa menunggu lebih lama lagi bantuan dari teman-teman. Besok kita
harus mulai bekerja sendiri."
Ketika pipit muda menceritakan
kepada ibu mereka apa yang mereka telah dengarkan hari ini, ia berkata:
"Kita harus pergi secepatnya. Ketika seorang pria memutuskan untuk
melakukan pekerjaan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, maka
kita bisa yakin tidak akan ada penundaan lagi."
Mereka segera
belajar terbang sore itu juga, dan tepat waktu matahari terbit keesokan
harinya, ketika Petani dan putranya memanen gandum, mereka menemukan
sebuah sarang kosong.
Moral dari kisah ini: Berusaha sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, adalah bantuan yang terbaik.