Social Icons

Monday, August 18, 2014

Sipungguk Merindukan Bulan

Diceritakan kembali... selamat membaca...!

Bagaikan Pungguk Merindukan Bulan, Arti pepatah ini merindukan sesuatu yang mustahil untuk diraih. Arti dari pungguk sendiri yaitu: Sejenis burung hantu. atau ada yang mengatakan pungguk yaitu: sejenis burung yang suka hinggap di pohon yang tinggi dan bernyanyi pada malam hari, terutama pada bulan purnama. Konon, pada malam terang bulan itu, burung pungguk itu sangat merindukan Putri Bulan Purnama. Pungguk mengalami patah hati karena cintanya tak sampai. 

Pungguk merindukan bulan bisa mengandung arti seseorang yang mencintai kekasihnya tapi tidak terbalas atau seseorang yang merindukan kekasihnya yang tidak mungkin ia dapatkan. Pungguk adalah nama burung sejenis burung hantu yang keluar malam untuk mencari makan (dan suka memandang bulan). 

Pada tahun 1970 penulis masih berdomisili di desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Orang kami pernah bercerita tentang si pungguk merindukan bulan. Saat itu cahaya bulan sangat terang benderang, kami duduk dibawah pohon Sawo Manila. Ayah kami memulai ceritanya...
Awal cerita, pada zaman dahulu disebuah kerajaan anta berantah, ada seorang pemuda miskin yang baik budi dan berwajah tampan bernama si Pungguk. Pemuda miskin ini setiap hati sangat rajin bekerja, menanam padi di ladang dan mencari ikan di sungai.

Pada suatu hari pemuda miskin yang baik dan tampan ia bernama si Pungguk ini, sedang menanam padi di  ladang, saat itu ia disapa oleh seorang gadis cantik sedang berjalan-jalan di iringi teman-temannya. Mereka ke ladang hendak melihat orang-orang bekerja menanam padi, dengan cara menugal tanah peladangan yang sudah dibersihkan, lalu bibit padi dimasukkan kedalam lubang tugalan tadi. Si Pungguk pemuda miskin, terpesona melihat wajah gadis cantik, namun baik budi terhadap kaum-kaum miskin seperti dirinya.

Beberapa hari kemudian, terjadi pertemuan kembali antara si Pungguk pemuda miskin dan si gadis cantik yang baik budi. Si Pungguk menghampiri gadis cantik itu untuk berkenalan. Dengan menjulurkan tangan si Pungguk memperkenalkan diri, "kenalkan namaku Pungguk...!  Uluran tangan Pungguk diterima, dengan  senyuman manis oleh si gadis cantik yang baik budi, sambil mengucapkan namanya "Putri Bulan Purnama"

Semenjak perkenal tersebut, Pungguk jadi mabuk asmara. Walaupun Pungguk menyadari bahwa dirinya berasal dari golongan rakyat jelata yang miskin harta, namun kaya hati. Pungguk mencintai seorang gadis yang cantik, si gadis berasal dari keturunan keluarga bangsawan, Puteri Bulan Purnama. 

Namun sayang sekali Puteri Bulan Purnama telah bertunangan dengan Garuda si gagah Perkasa, seorang pendekar digdaya. Puteri Bulan Purnama sebenarnya mencintai Pungguk. Puteri Bulan Purnama tidak menolak cinta Pungguk. Namun, karena telah bertunangan Puteri Bulan Purnama tidak mudah untuk ditemui. Apalagi Puteri Bulan Purnama selalu ditemani oleh pengiringnya. Pengiring Puteri Bulan  Purnama bernama Bintang Kejora, Mega Pesona, dan Awan Gemulai.
Pada suatu hari Puteri Bulan Purnama dan Pungguk bermain-main di Taman Bungga Sari. Taman Bungga terletak di tepian sungai nan indah, sejuk dipandang mata. Mereka berdua hanyut dalam buaian cinta, karena cinta hidup jadi bergairah. Memacu denyut nadi, terbuai di alam mimpi. Ketika hendak berpisah Puteri Bulan Purnama memberi hadiah kepada  Pungguk. Hadiah itu berupa sehelai kain selendang berwarna hijau kemilau. Saat Puteri Bulan Purnama memberi kain selendang, Pungguk sangat terpesona melihat kehalusan kain selendang tersebut. Tiba-tiba datanglah Garuda. Garuda mengenali kain selendang yang dibawa  Pungguk. Garuda tahu benar bahwa kain selendang itu milik Puteri Bulan Purnama. Garuda sangat marah dan menyerang Pungguk. 

Dalam perkelahian itu Pungguk  kalah, sementara itu, Puteri Bulan Purnama tidak dapat berbuat apa-apa bahkan takut akan kemarahan Garuda. Pungguk menyadari bahwa dirinya telah kalah, kalah perkasa dan kalah memperebut cintanya terhadap Putri Bulan Purnama. Pergilah ia berlalu membawa cintanya yang patah, . Ia kini hanya bisa menatap Puteri Bulan Purnama dari jauh yang telah menjadi milik Garuda. Serta hanya bisa memendam kerinduannya, dengan berteriak " Pungguk, Pungguk...!

Demikian Cerita Sipungguk Merindu Bulan...

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates