Social Icons

Sunday, August 10, 2014

Fakta Merpati

Diperkirakan hampir setiap orang, kenal yang namanya Merpati, burung yang saat ini dapat ditemukan di mana-mana. Burung merpati dapat ditemukan di kota-kota, desa-desa, dan juga di alam liar. Burung merpati yang dimaksud di sini adalah burung yang telah didomestikasi (dibudidayakan) oleh manusia, yaitu dari jenis merpati karang (rock pigeon, Columba livia).  Burung ini sebenarnya sangat popular, karena keterkaitan kehidupannya dengan manusia yang telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu, baik untuk kesenangan (pets), untuk konsumsi (foods), olahraga (sports), maupun untuk mengerjakan hal tertentu (seperti mengantar surat, carriers – sehingga dikenal adanya “merpati pos”).

Keunikan Merpati
Burung ini memang hewan yang tergolong luar biasa, malah dapat dikategorikan “mencengangkan”. Banyak sekali fakta yang dapat ditemukan terkait kehidupan burung merpati ini, yang dapat dikatakan unik. Fakta ini berhubungan dengan kemampuan dan karakter merpati sebagai suatu species burung, dan juga dalam interaksinya dengan manusia.  Beberapa fakta dan keunikan tersebut, antara lain:
  • Nama, secara umum dikenal dengan sebutan Merpati, Burung Dara, Jangang-jangang – Rock Pigeon, Rock Dove – dan secara ilmiah diberi nama jenis Columba livia (Famili Columbidae – yang beranggotakan lebih dari 300 jenis).
  • Jumlah ragam atau varietas, saat ini dipekrirakan antara 400-600 varietas (baik yang telah memenuhi standar maupun yang sifatnya lokal) yang berada dalam pemeliharaan/ditangkar – sedangkan khusus untuk merpati karang, selain dipelihara, juga mereka hidup sebagai burung liar, atau setengah-liar (feral).
  • Asal burung merpati adalah Eropa, Afrika (Utara) dan Asia.
  • Habitat merpati umumnya pada daerah pesisir, tetapi sekarang hampir dapat ditemukan di semua ruang habitat, terutama yang berhubungan dengan tempat tinggal manusia.
  • Penyebaran merpati secara global, saat ini ditemukan di hampir semua belahan bumi, kecuali di Gurun Sahara, Antartika dan Dataran Tinggi Arktik. Ada informasi bahwa populasi merpati di Eropa saat ini mencapai 20-30 juta individu.
  • Ukuran fisik  merpati umumnya dengan panjang badan 32-38 cm, bentang sayap 60-70 cm, berat sekitar 0,37 kg, dengan warna bulu yang bervariasi  – yang asli berwarna gelap keabu-abuan dan kebiru-biruan, iris mata coklat, paruh abu-abu gelap dengan cere keputihan, sedang kaki dan betis kemerahan, memiliki dua garis-warna pada sayap (bar), dengan bulu punggung (bagian bawah) berwarna putih. Pada merpati hias, ada laporan yang menyebutkan bahwa sekarang ditemukan 28 ragam warna (sebenarnya morphs) merpati, tetapi menurut Pigeon Watch Projects, hanya terdapat tujuh morphs.
  • Reproduksi merpati, mulai berkembang biak pada usia enam bulan, tercatat berkembang biak sepanjang tahun, dan diketahui bersifat monogami, sarang dibuat dengan material ranting-ranting yang disusun kasar dan agak datar (ditempatkan di ceruk-ceruk tebing atau lubang-lubang ventilasi gedung), dengan 1-2 butir telur berwarna putih, dan dierami oleh kedua induk selama 17-19 hari, dengan masa asuh piyik sekitar 30 hari.
  • Makanan terutama berupa biji-bijian, tetapi akan sangat bervariasi sesuai dengan kondisi habitat yang ditempati – ada informasi  bahwa beberapa kelompok merpati juga memakan serangga.
  • Usia burung merpati antara 3-6 tahun, dan dapat mencapai 15 tahun – bergantung pada banyak faktor dan campur-tangan manusia.
  • Predasi, di alam tidak terlalu banyak, tapi ancaman pemangsa terutama dari beberapa jenis burung elang dan kucing.
  • Kemampuan terbang, tercatat pada ketinggian 6.000 kaki atau lebih, dengan kecepatan terbang rata-rata 77,6 km/jam (ada yang mencapai 92,5 km/jam).
  • Jarak tempuh dalam penerbangan rata-rata 600-700 mil/hari, dengan penerbangan terjauh tercatat selama 55 hari, antara Afrika-Inggris yang berjarak sekitar 7.000 km.
  • Merpati menentukan arah dengan mendeteksi dan merasakan medan magnet bumi atau menggunakan matahari sebagai panduan arah – dari hasil penelitian diketahui bahwa merpati juga menggunakan gelombang frekuensi rendah dan bahkan seismik untuk menemukan ‘jalan pulang’.
  • Merpati minum dengan cara menghirup air dan memanfaatkan paruhnya sebagai sedotan tanpa mengangkat kepala – berbeda dengan burung lain, yang umumnya selalu mendongakkan kepala/menegakkan leher ketika menelan air.
  • Merpati dapat melihat dan membedakan warna – dan bahkan dapat melihat sinar ultraviolet, bagian dari spektrum yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia – sehingga merpati cukup sering dimanfaatkan dalam misi pencarian karena indranya yang unik dan pandangan mata yang sangat baik.
  • Merpati telah lulus ‘tes cermin’, yaitu kemampuan untuk mengenali refleksi dirinya di cermin (tidak menganggap bayangannya sebagai individu lain) – merpati termasuk dalam 16 jenis hewan (non-mamalia) yang memiliki kemampuan ini.
  • Merpati diketahui sangat cerdas, mampu mengenali semua (26) abjad serta mampu membuat konsep – dapat mengenali  gambar dalam foto bahkan membedakan dua gambar manusia dalam foto.
  • Dari berbagai sumber, saat ini diketahui sebanyak 400-600 variasi merpati, yang merupakan tunjukan gene-lokal maupun karena hasil pemuliaan.
Leluhur Merpati Hias

Selain fakta-fakta di atas, juga telah dipastikan bahwa merpati karang (Columba livia) ini merupakan “induk” dari semua merpati hias yang ada saat ini. Berbagai bukti ilmiah dan historis menunjukkan bahwa merpati hias memang diturunkan dari merpati karang, melalui perjalanan panjang – untuk menciptakan kultur genetika yang unggul dan diinginkan. Kegiatan pengembangbiakan merpati hias melalui persilangan, sudah dilakukan sejak lama, yang antara lain didasarkan pada prinsip-prinsip genetika George Mendel, serta teori generalistik dari Charles Darwin. Di Eropa dan Amerika, muncul  cukup banyak penangkar (breeder) merpati hias yang andal.
Sampai hari ini, merpati karang sebagai leluhur merpati hias, telah menghasilkan ribuan variasi, walaupun tampak memang hanya sekitar 400-600 yang diakui. Namun demikian, varietas merpati yang dapat ditemukan dewasa ini, terutama yang menunjukkan karakteristik lokal, sesungguhnya jauh lebih banyak. Dan nilai kemanfaatan yang didapatkan oleh manusia juga sangat besar, baik dari segi ekonomi, sains, estetika, dan kultural.

Galeri

  
Merpati karang Biru lurik

 
 Merpati karang Bercak Abu-abu

 
Merpati karang Coklat keunguan


Merpati karang Hitam Abu-abu  

Sumber : Berbagai situs Internet

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates