Keajiban Paruh Burung Bangau
Burung bangau (Flamingo) adalah salah satu makhluk agung yang Allah ciptakan untuk kemuliaanNya dan untuk kesenangan manusia. Paruh burung ini seolah-olah patah di tengah, bagian depannya berwarna hitam, lalu membengkok ke bawah. Alasan untuk pembengkokan ini adalah untuk membantu gaya makan burung ini.
Burung bangau (Flamingo) adalah salah satu makhluk agung yang Allah ciptakan untuk kemuliaanNya dan untuk kesenangan manusia. Paruh burung ini seolah-olah patah di tengah, bagian depannya berwarna hitam, lalu membengkok ke bawah. Alasan untuk pembengkokan ini adalah untuk membantu gaya makan burung ini.
Burung bangau adalah pemakan yang menggunakan sistem saringan, mirip
kerang atau ikan paus baleen. Ia mencari makanan di air dangkal, yaitu
organisme-organisme kecil, dan paruh yang bengkok itu menjadi
horizontal, paralel dengan dasar kolam atau danau ketika ia menundukkan
kepalanya untuk makan. Sambil burung itu menggoyang-goyangkan kepalanya
dari sisi ke sisi, lidahnya memompa air melalui paruhnya (bergerak maju
mundur sekitar empat kali sedetik) dan suatu struktur saringan yang
kompleks secara intelijen menangkap makhluk-makhluk crustacea,
serangga-serangga kecil, dan alga.
Segala sesuatu tentang burung bangau adalah luar biasa, termasuk
sel-sel hidup yang menyusun tubuhnya, otaknya, matanya, bulu-bulu
terbangnya, kakinya, semua organnya yang bekerja dalam harmoni sempurna,
indera-inderanya yang tajam, kemampuannya untuk terbang, untuk mencari
makan, untuk bernavigasi, untuk bermigrasi, untuk bereproduksi. Tahukah
anda bahwa burung bangau berdiri pada satu kaki karena dengan demikian
panas tubuh yang hilang ke dalam air dingin akan berkurang? Atau bahwa
burung bangau memberi makan anak-anaknya dengan suatu substansi yang
mirip susu warna merah muda?
Para evolusionis menyebut hal-hal seperti paruh bangau sebagai suatu
“adaptasi,” tetapi mereka tidak pernah memberikan bukti ilmiah apapun
mengenai bagaimana berbagai makhluk dan organ dapat muncul melalui
“proses-proses alami.” “Seleksi alam” bukanlah kuasa yang dapat
menciptakan, dan mutasi hampir semuanya bersifat merusak. Jika evolusi
itu benar – bahwa segala sesuatu muncul dari kehampaan, bahwa kehidupan
muncul dari benda-benda mati, bahwa intelijensi muncul dari
non-intelijensi, dan makhluk-makhluk kompleks berasal dari yang
“sederhana,” dan semua yang kita lihat di alam semesta ini muncul begitu
saja – ini adalah konsep yang lebih sulit dipercaya daripada Allah
Mahakuasa.
Galeri
No comments:
Post a Comment