Treron vernans (Linnaeus, 1771) Kathik (Yogyakarta)
Badan
Sedang (26 cm), berwarna hijau. Jantan: kepala abu-abu kebiruan, sisi leher, tengkuk bawah, dan garis melintang pada dada berwarna merah jambu. Dada bagian bawah jingga, perut hijau dengan bagian bawah kuning, sisi-sisi rusuk dan paha bertepi putih, penutup bagian bawah ekor coklat kemerahan. Punggung hijau, bulu penutup ekor atas perunggu. Sayap gelap dengan tepi kuning yang kontras pada bulu-bulu penutup sayap besar. Ekor abu-abu dengan garis hitam pada bagian subterminal dan tepi abu-abu pucat. Betina: hijau, tanpa warna merah jambu, abu-abu, dan jingga seperti pada jantan.Iris merah jambu, paruh abu-abu biru dengan pangkal hijau, kaki merah.
Suara
Siulan mendengkur aneh dengan ratapan sebagai ancangan pada awalnya (D.A.H.). “Oooo-ooo, cheweeo- cheweeo- cheweeo”, juga “krrak, krrak” yang serak ketika makan berkelompok.
Penyebaran
Global: Indocina, Semenanjung Malaysia, dan Filipina. Lokal: Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Catatan: Beberapa ras telah dideskripsikan namun perbedaan
antar ras dianggap kurang nyata, sehingga masih diperlukan penelitian
lebih jauh.
Umum di hutan pantai, hutan magrove, hutan sekunder, hutan rawa-rawa, perkebunan yang berpohon jarang, di sekitar pemukiman, tempat-tempat terbuka dan lembah sampai ketinggian 1200 mdpl. Sepertinya populasinya semakin kecil di tempat yang semakin tinggi dari permukaan laut.Berkumpul dalam kelompok kecil, hinggap pada pohon buah-buahan (seperti bringin dan kersen) untuk mencari makan. Saat terganggu, terbang berdua atau bertiga dengan kepakan sayap yang keras. Pada malam dan pagi hari, mengeluarkan suara mendengkur lembut yang rendah dari tempat bertengger.
Galeri
Sumber : http://www.kutilang.or.id
No comments:
Post a Comment