Badan
Sedang (25 cm), berwarna hijau kekuningan. Dahi abu-abu kebiruan, kulit tidak berbulu disekitar mata berwarna hijau. Penutup sayap, bahu, dan panggung bagian atas hijau (betina) serta merah tua (jantan), bulu sayap primer kehitaman dengan tepi kuning terang, terdapat bercak jingga pada pundak. Tubuh bagian bawah dan punggung bagian bawah umumnya hijau, dengan bulu penutup ekor bawah berwarna coklat kemerah-merahan (jantan). Bulu ekor hijau dengan garis terminal abu-abu muda, bulu penutup ekor bawah kemerahan. Iris merah, paruh kuning dengan sera hijau gelap (jantan) atau seluruhnya hijau (betina), kaki merah.
Suara
Berdentang perlahan dan dalam :”haaaw-haw..”mirip Punai lengguak.
Penyebaran dan ras
Sulawesi, Jawa dan Bali. Diketahui ada 4 sub-spesies yang sudah teridentifikasi, yaitu:
- sangirensis (Brüggemann, 1876): Kep. Sangihe dan Talaud.
- wallacei (Salvadori, 1893): Sulawesi dan pulau-pulau disepanjang pantainya seperti Pulau Manadotua, Manterawu, Bangka, Lembeh, Togian, Salayar, Muna, Butung, Tukangbesi, Tanahjampea, Kalao, Kalaotoa, Madu, Peleng, Banggai,Taliabu, Seho, Mangole, dan Sanana.
- griseicauda (G. R. Gray, 1856): Jawa dan Bali.
- Tvordermani (Finsch, 1900): Kepulauan Kangean. Warna bagian leher lebih kekuningan, dan bulu dada jantan tersapu keunguan.
Tempat hidup dan Kebiasaan
Cukup umum di hutan dataran rendah, tepi hutan, sisa petak-petak hutan, semak dan kebun dengan pohon yang berpencar sampai ketinggian 2500 mdpl. Hidup berpasangan, tetapi berkelompok saat makan di atas tajuk pohon buah-buahan. Kadang ditemukan makan bersama-sama sampai ratusan ekor burung dan berbaur dengan jenis punai lain. Catatan: Mungkin sejenis dengan Punai lengguak.
:GaleriCukup umum di hutan dataran rendah, tepi hutan, sisa petak-petak hutan, semak dan kebun dengan pohon yang berpencar sampai ketinggian 2500 mdpl. Hidup berpasangan, tetapi berkelompok saat makan di atas tajuk pohon buah-buahan. Kadang ditemukan makan bersama-sama sampai ratusan ekor burung dan berbaur dengan jenis punai lain. Catatan: Mungkin sejenis dengan Punai lengguak.
Sumber : http://www.kutilang.or.id
No comments:
Post a Comment