Anggota kelompok Streptopelia yang hidup di Indonesia ada dua jenis: Streptopelia bitorguata (putar) dan Streptopelia chinensis (derkuku).
1. Streptopelia bitorquata (putar)
Burung putar (puter Jawa) ukuran
panjang badannya sekitar 29 cm. Warna bulunya cokelat muda keabu-abuan.
Pada tengkuknya melingkar dua buah kalung berwarna putih di atas dan
hitam di bawah. Ada juga burung putar yang warna bulunya putih mulus
dengan mata dan kaki berwarna merah. Burung putar seperti ini biasa disebut puter brenggolo.
Jika diubah menjadi tulisan, suara burung putar kira-kira terbaca kuu… geruuu… kook. Burung
ini banyak dipelihara di rumah-mmah penduduk sejak dahulu. Sifatnya
sangat mudah jinak dan akrab dengan manusia serta sangat mudah
dikembangbiakkan dengan cepat. Makanannya berupa biji-bijian, seperti
gabah, jagung, jewajut, dan sebagainya.
2. Streptopelia chinensis (derkuku)
Burung derkuku atau tekukur di alam bebas
hidup di pohon-pohon di dekat daerah pertanian. Warna bulunya kelabu
kecokelatan dan hampir merata di seluruh badannya. Pada bagian sayap
terdapat bercak-bercak hitam atau bercorak hitam. Bagian leher sebelah
atas dilingkari oleh gelang berwarna hitam bertotol-totol putih. Burung
ini biasa mencari makanan berupa biji bijian di tanah-tanah tegalan atau
persawahan yang baru selesai dipanen.
Suara burung ini sangat merdu. Pada saat
bersuara, burung ini terlihat seperti mengangguk-angguk. Suara yang
merdu inilah yang kemudian dilombakan. Dari lomba suara derkuku kemudian
dikenal adanya istilah derkuku asli dan derkuku rekayasa.
Burung derkuku dikatakan asli apabila kedua induk, jantan maupun betina, merupakan burung Streptopelia chinensis (burung
derkuku murni). Derkuku asli memiliki sifat liar dengan kualitas suara
semakin baik seiring dengan bertambahnya umur. Yang dimaksud dengan
derkuku rekayasa adalah burung derkuku yang salah satu moyangnya adalah Streptopelia bitorguata (burang puter).
Anakan hasil perkawinan derkuku dan puter
ini disebut cuhu. Cuhu dikawinkan lagi dengan burung derkuku asli,
anaknya disebut sinom. Sinom dikawinkan lagi dengan derkuku asli,
demikian seterusnya. Anak hasil perkawinan silang antara sinom dan
derkuku asli inilah yang disebut derkuku rekayasa.
No comments:
Post a Comment