Burung Pipit (Lonchura punctulata). Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia. Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari suku Passeridae yang lebih luas. Sebelumnya, kelompok burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran, Ploceidae.
Klasifikasi
Klasifikasi Burung Pipit
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Family : Estrildidae
Genus : Lonchura
Species : Lonchura punctulata
Jenis-jenis pipit (termasuk bondol dan gelatik) senang berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam gerombolan yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan yang serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil dimiliki oleh Nesocharis shelleyi yang panjang tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci), meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora), yang panjang tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.
Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir, putih, yang disimpan dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.
Burung ini merupakan tipe burung kecil, ia pemakan biji - bijian yang mempunyai tipe paruh pendek, tebal, runcing dan kuat yang berfungsi untuk memecahkan biji. Burung pipit ini sekilas mirip dengan burung gereja pada umumnya dari segi fisiknya, namun kedua burung ini berbeda pada ordo nya.Nama lain burung pipit di Indonesia adalah Emprit atau Bondol. Sedangkan di luar negeri, burung pipit dikenal dengan nama Munia (spesies burung pipit dari Asia), Mannikin (spesies burung pipit dari Afrika) atau Silverbills. Burung ini memiliki bulu untuk mengeram, dan bulu biasa. Pada musim mengeram, warna dasar pada yang jantan merah cerah berkilauan. Burung ini sering di manfaatkan sebagai hewan peliharaan seperti jenis burung pipit dari Asia. Kepala burung pipit jantan lebih lebar dari pada kepala burung betina.
Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap - sayapnya. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap), yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali.
Sistem Pencernaan
Makanan burung diambil dengan paruh, burung pipit memakan biji – bijian sehingga ia mengambil biji – bijian tersebut dengan paruhnya, kemudian makanan atau biji tersebut masuk ke dalam rongga mulut dari rongga mulut makanan atau biji tersebut masuk ke dalam kerongkongan, selanjutnya masuk ke dalam tembolok. Pada burung pemakan biji, temboloknya besar. Kemudian dari empedal, makanan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus kosong dan usus penyerapan. Pada usus dua belas jari di lekukannya, terdapat kelenjar pankreas. Getah kelenjar pankreas dialirkan ke usus duabelas jari. Pada usus ini, juga bermuara saluran empedu yang mengalirkan getah empedu dari kantung empedu di hati. Pada burung pemakan biji, usus halusnya berukuran panjang. Pada usus halus ini terjadi penyempurnaan pencernaan. Selanjutnya sari - sari makanan diserap oleh jonjot usus. Pada jonjot usus ini banyak terdapat pembuluh-pembuluh darah. Sisa makanan yang tidak tercerna membentuk feses (tinja). Tinja akan menuju ke usus besar dan akhirnya keluar lewat kloaka. Kloaka adalah muara dari saluran pencernaan, saluran kencing dan saluran alat perkembangbiakan.
Sistem Pernafasan
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Sistem Ekskresi
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian bawah usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Sistem sirkulasi pada burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung burung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena.Vertebrata ini memiliki jantung yang terdiri atas empat ruang, meliputi atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel bilik kiri. Proses peredaran darah burung dimulai saat darah yang mengandungkarbondioksida (Co2) dari seluruh jaringan tubuh menuju jantung tepatnya ventrikel kanan oleh jantung, kandungan karbondioksida (Co2) dalam darah dipompa menuju paru-paru untuk dilepaskan, sedangkan gas oksigen (O2) diikat paru-paru. Kandungan oksigen dalam darah ini dialirkan menuju ke jantung lagi, selanjutnya masuk ke atrium kiri, dan akhirnya ke ventrikel kiri. Peredaran yang demikian ini dinamakan peredaran darah kecil. Setelah dari ventrikel kiri, darah yang mengandung oksigen akan diedarkan menuju seluruh sel tubuh. Pada sel-sel tubuh ini, kandungan oksigen dalam darah dilepaskan, sementara gas karbondioksida sebagai sisa metabolisme diikat. Kemudian, darah yang mengandung karbondioksida ini dialirkan menuju jantung. Peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang dan dinamakan peredaran darah besar.
Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi atau sistem saraf pada burung di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sumsum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia, permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya. Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Galeri
Sumber : http://rikepanges.blogspot.com
Morfologi
Burung ini merupakan tipe burung kecil, ia pemakan biji - bijian yang mempunyai tipe paruh pendek, tebal, runcing dan kuat yang berfungsi untuk memecahkan biji. Burung pipit ini sekilas mirip dengan burung gereja pada umumnya dari segi fisiknya, namun kedua burung ini berbeda pada ordo nya.Nama lain burung pipit di Indonesia adalah Emprit atau Bondol. Sedangkan di luar negeri, burung pipit dikenal dengan nama Munia (spesies burung pipit dari Asia), Mannikin (spesies burung pipit dari Afrika) atau Silverbills. Burung ini memiliki bulu untuk mengeram, dan bulu biasa. Pada musim mengeram, warna dasar pada yang jantan merah cerah berkilauan. Burung ini sering di manfaatkan sebagai hewan peliharaan seperti jenis burung pipit dari Asia. Kepala burung pipit jantan lebih lebar dari pada kepala burung betina.
Sistem Gerak
Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap - sayapnya. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap), yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali.
Sistem Pencernaan
Makanan burung diambil dengan paruh, burung pipit memakan biji – bijian sehingga ia mengambil biji – bijian tersebut dengan paruhnya, kemudian makanan atau biji tersebut masuk ke dalam rongga mulut dari rongga mulut makanan atau biji tersebut masuk ke dalam kerongkongan, selanjutnya masuk ke dalam tembolok. Pada burung pemakan biji, temboloknya besar. Kemudian dari empedal, makanan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus kosong dan usus penyerapan. Pada usus dua belas jari di lekukannya, terdapat kelenjar pankreas. Getah kelenjar pankreas dialirkan ke usus duabelas jari. Pada usus ini, juga bermuara saluran empedu yang mengalirkan getah empedu dari kantung empedu di hati. Pada burung pemakan biji, usus halusnya berukuran panjang. Pada usus halus ini terjadi penyempurnaan pencernaan. Selanjutnya sari - sari makanan diserap oleh jonjot usus. Pada jonjot usus ini banyak terdapat pembuluh-pembuluh darah. Sisa makanan yang tidak tercerna membentuk feses (tinja). Tinja akan menuju ke usus besar dan akhirnya keluar lewat kloaka. Kloaka adalah muara dari saluran pencernaan, saluran kencing dan saluran alat perkembangbiakan.
Sistem Pernafasan
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Pernapasan pada burung saat istirahat :
Burung mengisap udara kemudian udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi udara bagian belakang bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundi - pundi udara, udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru kemudian udara menuju ke pundi - pundi udara depan.
Burung mengisap udara kemudian udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi udara bagian belakang bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundi - pundi udara, udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru kemudian udara menuju ke pundi - pundi udara depan.
- Fase Inspirasi :
Tulang dada bergerak > tulang-tulang rusuk bergerak ke bawah / atas > rongga dada membesar > paru-paru mengembang > udara masuk ke paru-paru > lalu masuk ke kantong udara bagian belakang > masuk ke paru-paru > lalu masuk ke kantong udara bagian depan.
- Fase Ekspirasi :
Tulang dada bergerak > tulang-tulang rusuk keatas > rongga dada mengempess > paru-paru mengecil > ada udara dari kantong udara > lalu paru-paru (parabronkus) terjadi difusi > kemudian udara dikeluarkan.
Tulang dada bergerak > tulang-tulang rusuk bergerak ke bawah / atas > rongga dada membesar > paru-paru mengembang > udara masuk ke paru-paru > lalu masuk ke kantong udara bagian belakang > masuk ke paru-paru > lalu masuk ke kantong udara bagian depan.
- Fase Ekspirasi :
Tulang dada bergerak > tulang-tulang rusuk keatas > rongga dada mengempess > paru-paru mengecil > ada udara dari kantong udara > lalu paru-paru (parabronkus) terjadi difusi > kemudian udara dikeluarkan.
Pernafasan burung saat terbang:
Saat
terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena
tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot - otot
yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke
atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara
kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.
- Fase Inspirasi :
Sayap terangkat > kantong udara diketiak mengembang > rongga dada membesar > paru-paru mengembang > kantong udara diselangkang terjepit > kemudian udara masuk.
- Fase Ekspirasi:
Sayap terangkat > kantong udara diketiak mengembang > rongga dada membesar > paru-paru mengembang > kantong udara diselangkang terjepit > kemudian udara masuk.
- Fase Ekspirasi:
Sayap
diturunkan > kantong udara diketiak terjepit > kantong udara
diselangkang mengembang > paru-paru mengempis > kemudian udara
keluar.
Sistem Ekskresi
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian bawah usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung burung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena.Vertebrata ini memiliki jantung yang terdiri atas empat ruang, meliputi atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel bilik kiri. Proses peredaran darah burung dimulai saat darah yang mengandungkarbondioksida (Co2) dari seluruh jaringan tubuh menuju jantung tepatnya ventrikel kanan oleh jantung, kandungan karbondioksida (Co2) dalam darah dipompa menuju paru-paru untuk dilepaskan, sedangkan gas oksigen (O2) diikat paru-paru. Kandungan oksigen dalam darah ini dialirkan menuju ke jantung lagi, selanjutnya masuk ke atrium kiri, dan akhirnya ke ventrikel kiri. Peredaran yang demikian ini dinamakan peredaran darah kecil. Setelah dari ventrikel kiri, darah yang mengandung oksigen akan diedarkan menuju seluruh sel tubuh. Pada sel-sel tubuh ini, kandungan oksigen dalam darah dilepaskan, sementara gas karbondioksida sebagai sisa metabolisme diikat. Kemudian, darah yang mengandung karbondioksida ini dialirkan menuju jantung. Peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang dan dinamakan peredaran darah besar.
Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi atau sistem saraf pada burung di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sumsum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia, permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya. Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
· Sistem Genitalia Jantan.
a. Testis berjumlah sepasang terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi, tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
a. Testis berjumlah sepasang terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi, tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
· Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian, bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istimus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
a. Ovarium, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian, bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istimus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
Proses Festilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung.
Galeri
Sumber : http://rikepanges.blogspot.com
No comments:
Post a Comment